Sandal Kulit Sang Raja

Seorang Maharaja akan berkeliling negeri untuk melihat keadaan rakyatnya. Ia memutuskan untuk berjalan kaki saja. Baru beberapa meter berjalan di luar istana kakinya terluka karena terantuk batu. Ia berpikir, “Ternyata jalan-jalan di negeriku ini jelek sekali. Aku harus memperbaikinya.”

Maharaja lalu memanggil seluruh menteri istana. Ia memerintahkan untuk melapisi seluruh jalan-jalan di negerinya dengan kulit sapi yang terbaik. Segera saja para menteri istana melakukan persiapan-persiapan. Mereka mengumpulkan sapi-sapi dari seluruh negeri.

Di tengah-tengah kesibukan yang luar biasa itu, datanglah seorang pertapa menghadap Maharaja. Ia berkata pada Maharaja, “Wahai Paduka, mengapa Paduka hendak membuat sekian banyak kulit sapi untuk melapisi jalan-jalan di negeri ini, padahal sesungguhnya yang Paduka perlukan hanyalah dua potong kulit sapi untuk melapisi telapak kaki Paduka saja.” Konon sejak itulah dunia menemukan kulit pelapis telapak kaki yang kita sebut “Sandal“.

Renungan:

Ada pelajaran yang berharga dari cerita itu. Untuk membuat dunia menjadi tempat yang nyaman untuk hidup, kadangkala, kita harus mengubah cara pandang kita, hati kita, dan diri kita sendiri,bukan dengan jalan mengubah dunia itu atau bahkan malah menyesali takdir yg telah terjadi dalam kehidupannya.

Karena kita seringkali keliru dalam menafsirkan dunia. Dunia, dalam pikiran kita, kadang hanyalah suatu bentuk personal. Dunia, kita artikan sebagai milik kita sendiri, yang pemainnya adalah kita sendiri. Tak ada orang lain yang terlibat di sana, sebab, seringkali dalam pandangan kita, dunia, adalah bayangan diri kita sendiri.

Ya, memang, jalan kehidupan yang kita tempuh masih terjal dan berbatu. Manakah yang kita pilih, melapisi setiap jalan itu dengan permadani berbulu agar kita tak pernah merasakan sakit, atau, melapisi hati kita dengan kulit pelapis, agar kita dapat bertahan melalui jalan-jalan itu?

Inilah “Warisan” Tulisan Afi Nihaya yang Menentramkan Hati

Sungguh tulisanyang membuat pembaca merinding, seolah mewakili apa yang kita rasakan

Seorang remaja bernama Afi Nihaya Faradisa ini sedang menjadi buah bibir karena tulisan di akun facebook-nya yang membuat setiap orang yang membacanya merinding. Bagaimana tidak ? Remaja kelahiran Banyungwangi tersebut telah banyak membuat status dari apa yang ia pikirkan secara matang namun dari salah satu statusnya berjudul ‘WARISAN’ tentang keberagaman agama di indonesia yang seharusnya dapat harmonis walaupun berbeda-beda, banyak netizen yang kagum dan berpikir bahwa tulisan tersebut menjadi perwakilan dari apa yang mereka rasakan .
Begini tulisannya :

WARISAN

Kebetulan saya lahir di Indonesia dari pasangan muslim, maka saya beragama Islam. Seandainya saja saya lahir di Swedia atau Israel dari keluarga Kristen atau Yahudi, apakah ada jaminan bahwa hari ini saya memeluk Islam sebagai agama saya? Tidak.

Saya tidak bisa memilih dari mana saya akan lahir dan di mana saya akan tinggal setelah dilahirkan.
Kewarganegaraan saya warisan, nama saya warisan, dan agama saya juga warisan.

Untungnya, saya belum pernah bersitegang dengan orang-orang yang memiliki warisan berbeda-beda karena saya tahu bahwa mereka juga tidak bisa memilih apa yang akan mereka terima sebagai warisan dari orangtua dan negara.

Setelah beberapa menit kita lahir, lingkungan menentukan agama, ras, suku, dan kebangsaan kita.
Setelah itu, kita membela sampai mati segala hal yang bahkan tidak pernah kita putuskan sendiri.
Sejak masih bayi saya didoktrin bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar.

Saya mengasihani mereka yang bukan muslim, sebab mereka kafir dan matinya masuk neraka.

Ternyata, teman saya yang Kristen juga punya anggapan yang sama terhadap agamanya.

Mereka mengasihani orang yang tidak mengimani Yesus sebagai Tuhan, karena orang-orang ini akan masuk neraka, begitulah ajaran agama mereka berkata.

Maka, Bayangkan jika kita tak henti menarik satu sama lainnya agar berpindah agama, bayangkan jika masing-masing umat agama tak henti saling beradu superioritas seperti itu, padahal tak akan ada titik temu.

Jalaluddin Rumi mengatakan, “Kebenaran adalah selembar cermin di tangan Tuhan; jatuh dan pecah berkeping-keping. Setiap orang memungut kepingan itu,
memperhatikannya, lalu berpikir telah memiliki kebenaran secara utuh.”

Salah satu karakteristik umat beragama memang saling mengklaim kebenaran agamanya.

Mereka juga tidak butuh pembuktian, namanya saja “iman”. Manusia memang berhak menyampaikan ayat-ayat Tuhan, tapi jangan sesekali mencoba jadi Tuhan.
Usah melabeli orang masuk surga atau neraka sebab kita pun masih menghamba.

Latar belakang dari semua perselisihan adalah karena masing-masing warisan mengklaim, “Golonganku adalah yang terbaik karena Tuhan sendiri yang mengatakannya”.

Lantas, pertanyaan saya adalah kalau bukan Tuhan, siapa lagi yang menciptakan para Muslim, Yahudi, Nasrani, Buddha, Hindu, bahkan ateis dan memelihara mereka semua sampai hari ini?

Tidak ada yang meragukan kekuasaan Tuhan. Jika Dia mau, Dia bisa saja menjadikan kita semua sama. Serupa. Seagama. Sebangsa.
Tapi tidak, kan?

Apakah jika suatu negara dihuni oleh rakyat dengan agama yang sama, hal itu akan menjamin kerukunan?

Tidak!

Nyatanya, beberapa negara masih rusuh juga padahal agama rakyatnya sama.

Sebab, jangan heran ketika sentimen mayoritas vs. minoritas masih berkuasa, maka sisi kemanusiaan kita mendadak hilang entah kemana.

Bayangkan juga seandainya masing-masing agama menuntut agar kitab sucinya digunakan sebagai dasar negara. Maka, tinggal tunggu saja kehancuran Indonesia kita.

Karena itulah yang digunakan negara dalam mengambil kebijakan dalam bidang politik, hukum, atau kemanusiaan bukanlah Alquran, Injil, Tripitaka, Weda, atau kitab suci sebuah agama, melainkan Pancasila, Undang-Undang Dasar ’45, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Dalam perspektif Pancasila, setiap pemeluk agama bebas meyakini dan menjalankan ajaran agamanya, tapi mereka tak berhak memaksakan sudut pandang dan ajaran agamanya untuk ditempatkan sebagai tolok ukur penilaian terhadap pemeluk agama lainHanya karena merasa paling benar, umat agama A tidak berhak mengintervensi kebijakan suatu negara yang terdiri dari bermacam keyakinan.

Suatu hari di masa depan, kita akan menceritakan pada anak cucu kita betapa negara ini nyaris tercerai-berai bukan karena bom, senjata, peluru, atau rudal, tapi karena orang-orangnya saling mengunggulkan bahkan meributkan warisan masing-masing di media sosial.

Ketika negara lain sudah pergi ke bulan atau merancang teknologi yang memajukan peradaban, kita masih sibuk meributkan soal warisan. Kita tidak harus berpikiran sama, tapi marilah kita sama-sama berpikir.

Kisah Motivasi bijak – Penjara Pikiran

Seekor belalang lama terkurung dalam satu kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya, dengan gembira dia melompat-lompat menikmati kebebasannya.

Di perjalanan dia bertemu dengan belalang lain, namun dia heran mengapa belalang itu bisa lompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.

Dengan penasaran dia bertanya,

“Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh dariku,padahal kita tidak jauh berbeda dari usia maupun ukuran tubuh?” Belalang itu menjawabnya dengan pertanyaan,

“Dimanakah kau tinggal selama ini? Semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan.”

Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang telah membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.

Sering kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang tersebut. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan beruntun, perkataan teman,tradisi, dan semua itu membuat kita terpenjara dalam kotak semu yang mementahkan potensi kita.

Sering kita mempercayai mentah-mentah apa yang mereka voniskan kepada kita tanpa berpikir dalam bahwa apakah hal itu benar adanya atau benarkah kita selemah itu? Lebih parah lagi, kita acap kali lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.

Tahukah Anda bahwa gajah yang sangat kuat bisa diikat hanya dgn tali yang terikat pada pancang kecil? Gajah sudah akan merasa dirinya tidak bisa bebas jika ada “sesuatu” yang mengikat kaki nya, padahal “sesuatu” itu bisa jadi hanya seutas tali kecil…

Sebagai manusia kita mampu untuk berjuang, tidak menyerah begitu saja kepada apa yang kita alami. Karena itu, teruslah berusaha mencapai segala aspirasi positif yang ingin kita capai. Sakit memang, lelah memang,tapi jika kita sudah sampai di puncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar. Pada dasarnya, kehidupan kita akan lebih baik kalau kita hidup dengan cara hidup pilihan kita sendiri, bukan dengan cara yang di pilihkan orang lain untuk kita.

7 Cara Membuat Suara Merdu Saat Membaca Al – Quran

Cara membuat suara merdu–

Sebagai seorang muslim Al-quran memang sudah menjadi sahabat bagi setiap orang-orang muslim, kitab yang diturunkan kepada nabi akhir zaman yaitu nabi muhammad SAW untuk di ajarkan kepada semua orang di seluruh dunia.

Di dalamnya terdapat firman-firman allah, hukum, aturan, yang harus ditaati dan dipatuhi oleh setiap manusia. Dengan kita membaca al-quran hati akan menjadi tenang, jiwa tentram dan menjadi bersemangat.

Banyak sekali keutamaan-keutamaan membaca al-quran. namun tidak saya bahas di artikel ini hanya salah satu contoh seperti mempermudah jalan hidayah bagi siapapun yang membacanya dan memahaminya karena terdapat petunjuk tentang kehidupan-kehidupann di dunia maupun di akhirat.

Berikut beberapa Cara membuat suara merdu saat membaca al-quran

Semua orang tetntulah berbeda ada yang di karuniai suara yang bagus ada juga yang pas-pasan, tapi tenang saja untuk yang pas-pasan bisa dilatih dengan tekhnik yang baik dan benar.

kita bisa berlatih dan terus berlatih yakinlah segala karunia itu datangnya dari allah, tugas kita sebagai manusia hanya berusaha dan berdoa untuk yang lebih baik. Langsung saja berikut cara-caranya :

1. Melatih makhorijul huruf hijaiyah

Pertama mulailah berlatih cara pengucapan huruf hijaiyah satu-persatu dengan benar sesuai mukhroj. kemudia lanjutkan dengan rangkaian kata-kata yang sulit. Lakukan dengan kecepatan rendah lalu di lanjutkan dengan kecepatan yang lebih cepat.

Hal ini bertujuan untuk melancarkan pengucapan ayat-ayat pendek maupun ayat-ayat panjang dalan al-quran.

2. Melatih Kekuatan Suara

Kekuatan suara berhubungan erat dengan pernafasan, jika pernafasan kita bagus, maka melatih kekuatan sura akan lebih mudah dilakukan, maksud kekuatan suara di sini bukanlah harus berteriak-teriak secara keras, tapi kejelasan suara dalam pengucapan huruf-huruf hijaiyah terdengar dengan jelas dan jernih.

Cara lain yang dapat kita lakukan adalah meniup lilin dari jarak jauh ± 1,5 m hingga padam, lakukan 20-30 kali sehari untuk mendapat kekuatan suara merdu tersebut.

3. Latihan Pernafasan

Memang tidak bisa dipungkiri penafasan yang baik sangat diperlukan dama membaca al-quran. Salah satu tekhnik yang efektif untuk melatih pernafasan yaitu dengan pernafasan perut, bukan pernafasan dada.

Tanda pernafasa perut adalah ketika sedang menarik nafas perut akan mengembung sedangkan yang dinamakan pernafasan dada adalah ketika sedang menarik nafas yang mengenbung adalah dada.

Berikut beberapa cara melatih pernafasan perut :

a. Siapkan posisi tubuh dengan rileks bisa berdiri, duduk atau bersila. Tegakkan punggung badan, tarik nafas dalam-dalam (dengan perut) hitung mundur dari 10 detik, perut di usahakan full mengembung, lalu tahan selama 10 detik juga.

b. Dalam posisi perut full mengembung, tahan perut hingga terasa keras. Bisa di cek dengan menkan-nekan perut .

c. Kemudian keluarkan nafas secara perlahan-lahan selama 10 detik. Atur pengeluaran nafas serileks mungkin dengan sedikit membuka mulut sampai hitungan ke 10 sambil membunyikan “AAAAAA.”

Selanjutnya ulangi langkah dari 1 dan 3 “tarik-tahan-keluarkan” dengan menambah durasi waktu secara bertahap.

d. Jangan takut ataupun ragu untuk mengulang-ulang jika dalam satu durasu waktu masih terasa berat.

e. Berdoa, Terakhir adalah berdoa, mintalah segala yang kita inginkan hanya kepada allah SWT, karena hanya allah yang bisa membantu dan mengkaruniai suara yang bagus lagi merdu.

4. Latian tekhnik Vibrasi

Vibras atau membunyikan suara, reaksi vibra dapat terjadi akibat adanya konstraksi pada pita suara. Contoh Peganglah jakun atau tenggorokan bagian tengah anda sambil membaca ayat-ayat al-quran. Itulah proses awal vibrasi atau getaran. Lalu bagai mana melatih vibrasi?

Ada beberapa cara untuk melatih vibrasi diantaranya adalah sebagai berikut :

Rilekskan tubuh anda
Baca al-quran dengan irama, tinggi rendahnya
Rasakan udara yang mengalir dalam pita suara
Fokus dan cobalah untuk mendapatkan vibrasi alunan nada tersebut pada bacaan secara natural
Usahakan tidak membuat-buat dengan menggerakkan bagian tenggorokan hingga bergerak secara berlebuhan. Hal ini seperti ini malahe akan membuat kita lelah dan akan sangat menguras energi yang menyebabkan suara jadi tidak stabil
Jika sudah mendapat irama vibrasinya, maka barulah kita boleh menggerakkan bagian tenggorokkan bagian dalam secara tidak berlebihan. Tergantung sikon ekspresi, alunan dan kebutuhan iramanya
Ingat vibrasi yang baik adalah vibrasi yang terbentuk secara natural dengan getaran yang stabil dan tidak berlebihan, Jadi harus dilatih secara bertahap dan pelan-pelan.

5. Latihan Sura Nada tinggi

Setiap manusia memiliki tingkat nada suara yang berbeda-beda, range vokal standart pembaca al-quran yaitu 3 oktaf, meski ada juga orang yang memliki range vokal di atas 3 oktaf.

Meskipun ada juga orang yang memiliki range di atas 3 oktaf, 4 oktaf, 5 oktaf bakan ada yang sampai 6 oktaf. Namun tidak perlu khawatir karena pasti saja suara tinggi bisa dilatih. berikut adalah beberapa cara melatih suara di nada tinggi :

1. Lakukan pemanasan dengan cara pelemasan pita suara dengan membunyikan suara “AAA” , “iiii” , “UUU”, “BA” dalam oktaf
rendah maupun oktaf yang tinggi sesuai kekuatan range vokal anda
2. Berlatihlah sesering mungkin, lebih baik jika dilakukan setiap pagi hari. Karena pagi hari adalah kondisi diamana tubuh baik secara fisik maupun mental memiliki , memiliki kesiapan penuh untuk melakukan serangkaian aktifitas di pagi hari. Disarankan untuk belatih untuk membaca surah-surah yang pendek terlebih dahulu supaya nadanya lebih presisi
3. Gunakan satu irama yang dapat mencapai oktaf tertinggi anda. Ulangi irama tersebut 3 sampai 4 kali ulangan.
4. Jika kita sudah bisa menggunakan nada tertinggi tersebut dengan baik, selanjutnya latihlah lagi dengan irama lain yang tangga nada tingginya hampir sama atau lebih tingi dari nada yang sebelumnya
5. Selanjutnya Gunakan satu irama nada yang mampu mencapai oktaf terendah anda, Ulangi 3 -4 kali
6. Dalam pelatihan mengolah suara memang tidak selalu mulus sesuai harapan, jika kita menemukan kesulitan cobalah baca “AAA”, “III”, “UUU”. Setelah anda mampu menggunakan nada renda tersebut dengan baik, maka latihlah lagi dengan nada-nada lain yang nada rendahny kurang lebih sama dengan nada yang sebelumnya.
7. Berdoa dan memintalah kepada alllah SWT karena-Nyalah kita bisa berhasil

6. Berdo’a Suapaya dikaruniai Suara yang Merdu

Seperti yang kita tahu berdo’a adalah senjata umat muslim yang paling handal, Bedo’a dengan kerendahan diri menyadari status kita di dunia ini hanyalah sebagai hamba yang diciptakan dari tanah dan kelak juga akan kembali ke tanah.

Allah memerintahkan kepada kita untuk berdoa atas segala keinginan kita yang salah satunya dicantum dalam surah (al mu’min : 60) yang artinya : “berdoalah kamu kepadaku,niscaya kuperkenankan permintaan kamu itu” untuk dikabulkannya itu hanya allah yang tahu, hak kita sebagai hamba adalah berusaha dan ikhtiar, inysa allah akan dipermudahkan. wallahu’alam bissawab

7. Melihat dan mendengarkan Audio atau Video

Membahas tentang ini mari kita pingback pada saat kita masih kecil dulu, pasti kebanyakan diatara kalian ada sesuatu yang diidolakan/difaforitkan, entah itu tokoh anime, uztad/zah, aktor film dan sebagainya.

Nah umumnya kalau seseorang sudah memiliki sesuatu yang diidolakan ia akan menirukan apa yang tokoh idolanya itu lakukan seperti gaya pakaian, gaya bicara dan sebagainya.

Kita juga bisa mengaplikasikan perumpamaan diatas dalam membaca al-quran sambil melatih bacaanmu carilah satu uztad dan faforitkan dari segi bacaannya imam-imam besar yang sudah tartil bacaannya, dengarkan bacaannya gimana mahrujul hurufnya, seiring kamu mendengarkan dan melatih bacaanmu secara tidak sadar kamu akan bilang “kok suara saya jadi enak gini ya”,

Berlatih dan bersemangatlah karena allah subhanahu wata’ala, sebagai contoh dibawah ini ada video yang saya rekomendasikan untuk kamu semoga kalian suka dan termotivasi, Silahkan .. 🙂

Itulah sedikit tulisan dari saya semoga nermanfaat untuk kita semua, yang terpenting dari cara-cara tersebut adalah seberapa niat kita ingin mempelajari suatu hal tersebut. dan alangkah baiknya di padukan ilmu tajwid yang mampuni, 🙂